Seribu Ilmu: Opini
News Update
Loading...
Showing posts with label Opini. Show all posts
Showing posts with label Opini. Show all posts

Friday, August 20, 2021

Personal Branding Media Sosial

Personal Branding Media Sosial


Saat ini untuk mendaftar kerja sudah sering diminta mencantumkan akun media sosial di dalam CV. 

Bahkan ada juga yang hanya diminta portfolio, untuk menunjang seberapa kemampuan yang kita miliki. Oleh karena itu membuat akun media sosial kita dengan baik, mulai sejak dini adalah sebuah keharusan.

Saya pernah bertemu dengan salah satu kepala cabang BRI, saat kami duduk di luar ruangan kos kami.  Kemudia kami sedikit berbicara mengenai diri kami masing-masing hingga beliau bercerita mengenai pentingnya akun media sosial seperti instagram dan tiktok.  Menurutnya untuk menerima pekerja baru di kantor BRI sudah dinilai melalui akun media sosialnya. Jika akun sosial medianya jelek atau bahkan memiliki reputasi buruk, akan menjadi pertimbangan berat dan sebaliknya jika akun media sosial kita baik akan menjadi pertimbangan yang bagus dan kemungkinan besar kita akan diterima.

Media sosial saat ini bukan hanya menjadi dunia maya, tapi sudah dianggap sebagai pribadi kita yang asli. Munculnya undang-undang ITE menjadi bukti betapa diakuinya pribadi kita, walaupun sebenarnya kita bisa saja menjadi orang yang berbeda saat berada di media sosial. Namun UU ITE bisa menjerat siapapun ketika seseorang melakukan kesalahan di media sosial.

Maka dari itu membangun persoalan branding media sosial yang baik dan profesional adalah salah satu kunci di masa depan untuk mendapatkan pekerjaan atau pelanggan ketika kita membangun suatu usaha.

Banyak dari kita jarang menggunakan media sosial kita sebagai alat untuk mempromosikan kemampuan yang kita miliki. Bahkan sebagian lagi menjadikan media sosial hanya sekadar hiburan semata.

Ada beberapa langkah untuk memulai membangun personal branding,

Pertma, menentukan arah personal branding yang ingin dibentuk. Misalnya ingin menjadi designer. Maka di kerucutkan lagi hingga menjadi profesional designer 3D art. 

Kedua,  mendeskripsikan diri kita di bio.  Bio akun media sosial, baik Facebook, Twitter, maupun Instagram adalah stopping point bagi orang-orang saat mereka mampir ke sebuah akun media sosial. Karena itulah, bio media sosial seharusnya bisa menjelaskan dengan baik, siapa sosok yang ada di balik akun media sosial yang kita miliki. 

Tuliskan dengan singkat namun jelas, apa profesi, skill, atau bisa juga spesialisasi yang dimiliki. Tuliskan juga apa yang bisa ditawarkan kepada orang-orang. Hal tersebut agar keterangan tersebut bisa dikutip sebagai atribusi di banyak media dan platform.

Ketiga, mengunggah hasil kerja kita, atau tips mengenai proses pengerjaan kita. Dengan begitu orang lain akan mengetahui kemampuan kita. Biasanya hal ini disebut dengan porfolio.  Alangkah baiknya disetiap postingan kita diberi kredit ditengah berbentuk transparan agar ketika di diungga kembali oleh orang lain. Orang Orang akan tetang mengetahui pembuat aslinya. 

Keempat,  sering lah mengunggah hail kerja kita secara teratur. 

Kelima,  seringlah berintraksi dengan pengikut kita, walau hanya satu,  dua orang.

Thursday, August 19, 2021

Menanggapi tulisan yang berjudul  "5 Cara Menanggapi Netizen yang Oversharing di Media Sosial"

Menanggapi tulisan yang berjudul "5 Cara Menanggapi Netizen yang Oversharing di Media Sosial"


Menanggapi tulisan yang berjudul  "5 Cara Menanggapi Netizen yang Oversharing di Media Sosial" diungga di Mojok

Dalam tulisan ini saya mengambil dua sikap setuju dan tidak setuju. 

Sebelum masuk ke pembahasan, sedikit saya sampaikan mengenai apa itu Oversharing. Oversharing adalah sesuatu tindakan yang berlebih yang kita bagikan melalui sosial media yang kita miliki. 

Masuk ke pada pendapat saya. Pertma mengapa saya setuju terhadap tulisan ini.  Sebab kebanyakan dari kita membagikan hal yang personal ke media sosial.  Personal yang dimaksud adalah informasi seperti tempat tinggal,  lagi makan di mana,  lagi nagapain dan sebagainya. Hal ini tentu menjadi ancaman baru buat kita.  Misalnya saja sebuah kasus yang sempat viral yang menimpa salah satu aktris Indonesia berinisial Z, yang membagikan kemesraan ke media sosial. Padahal Z sendiri membagikan ke temen terdekat, namun yang namanya teman bisa saja menjadi bajingan.

Pada akhirnya Z mengalami drop mental karena, dihujat netizen seluruh Indonesia. Netizen menilai apa  yang diunggah  Z di akun media sosialnya dianggap melanggar norma.


Kedua, mengapa saya tidak setuju. Dalan tulisan ini mengatakan bahwa apa yang kita ungga bisa saja mengganggu orang lain. Karena merasa terganggu dengan unggahan kita. Saya pikir ini adalah media sosial kita,  tempat di mana kita tingga, jadi tidak perlu risau dengan apa yang kita unggah. Kalau memang orang tidak suka dengan apa yang kita ungga tinggal unfollow atau mematikan notifikasinya. Sesederhana itu,  jadi tidak perlu kita menegur orang lain intuk oversharing selama yang diunggah tidak membahayakan bagi dia misalnya, dia mengungah informasi hoax, baru kita tegur dengan baik, dengan chat personal. 


Kunci Jadi Pengusaha Sukses: Jaga Integritas, Kepercayaan dan Jaringan

Kunci Jadi Pengusaha Sukses: Jaga Integritas, Kepercayaan dan Jaringan



Ada beberapa syarat utama yang harus dimiliki untuk menjadi pekerja dan pengusaha sukses. Kunci sukses itu antara lain: punya rekam jejak positif, menjaga kepercayaan, dan memiliki jaringan kuat.

Pernyataan itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat menjadi salah seorang narasumber Webinar Kampung Agustusan Program Kartu Prakerja bertema “Tangguh dan Tumbuh Meraih Mimpi, Temukan Potensi Diri”, Minggu, 15 Agustus 2021.

Selain Sandiaga, webinar ini menghadirkan tiga pembicara lain yakni Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari, entrepreneur dan motivator Merry Riana, serta CEO Paragon Technology and Innovation Salman Subakat.

“Bisnis identik dengan trust, dan kepercayaan dibangun dengam rekam jejak yang baik. Di sinilah pentingnya kita menjaga value dan reputasi sebagai karakter utama untuk membangun bisnis,” kata Sandi yang selalu menggaungkan filosofi ‘Empat As’ dalam hidupnya: Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Tuntas, dan Kerja Ikhlas.

Dalam dunia usaha, menurut Sandi, integritas adalah hal utama yang tak bisa dinegosiasikan.

“Nilai-nilai keluhuran banga harus kita pegang dan jaga teguh,” ungkapnya.

Setelah integritas, sifat mendasar lain yang menjadi benang merah hampir seluruh pengusaha adalah inovasi. Mengutip Joseph Scumpter, pakar ekonomi politik asal Austria, seorang entrepreneur dapat meraih keuntungan dalam bisnis jika ia berhasil menjalankan inovasi-inovasi dalam bidang tertentu.

Sandiaga melanjutkan, mustahil kita membangun rekam jejak tanpa jatuh bangun dalam usaha, karena pengusaha yang sukses dilihat dari kemampuannya untuk bangkit di saat sulit.

Lulusan Wichita State University dan George Washington University ini kemudian berkisah tentang keadaan dirinya yang sempat terpuruk saat terkena pemutusan hubungan kerja di masa krisis moneter 1997. Saat itu ia bingung tak tahu harus berbuat apa. Hampir semua sektor bisnis berada dalam kondisi sulit.

“Ibarat mau melamar kerja ke 10 perusahaan, yang nolak 20 perusahaan. Di sinlah saya menyadari pentingnya dukungan keluarga, feeling yang tepat, serta istilah ‘the power of kepepet’,” kenangnya.

Dengan dukungan modal dari keluarga, ia bertemu sahabat lamanya, dan bersepakat membuat perusahaan penasihat keuangan yang kemudian berkembang pesat melewati masa krisis.

Pada kesempatan ini, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menekankan pentingnya kita memahami ‘purpose’ atau tujuan utama dalam hidup, yang akan menuntun diri kita mencapai keberhasilan.

“Saat dihajar kiri kanan di awal menjalankan program Prakerja, awalnya saya merasa gentar juga. Saya tidak punya siapa-siapa, tidak ada backing politik juga. Saya hanya seorang pembelajar yang merangkak dari bawah dan berusaha berbuat baik untuk masyarakat banyak,” kenangnya.

Deputi Kepala Staf Kepresidenan 2015-2020 ini berusaha fokus dan percaya pada tujuan hidupnya, juga tujuan utama program Kartu Prakerja, yang lahir untuk memberi bantuan bagi banyak orang.

“Program ini tidak hanya memberi ikan, tapi juga kail. Bahkan, analoginya, Prakerja juga mengajari orang memancing agar dapat menggunakan kail itu,” katanya.

Denni mengaku bersyukur karena survei terbaru Ipsos, perusahaan peneliti pasar atau market research global, mengungkapkan, bahwa 53 persen masyarakat Indonesia mengaku puas dengan bantuan dari pemerintah selama pandemi Covid-19.

Menurut survei yang dilakukan secara online mulai 16 hingga 24 Juni 2021 itu, dari berbagai program bantuan pemerintah, ada tiga program bantuan yang paling banyak didapatkan masyarakat. Yaitu program Kartu Prakerja dengan persentase 24 persen, subsidi listrik 19 persen, dan subsidi kuota internet 18 persen pada sektor pendidikan.

“Dalam survei, masyarakat mengungkapkan bahwa ketiga program bantuan yang dirasa paling bermanfaat yakni Kartu Prakerja 35 persen, subsidi listrik 26 persen, dan kuota internet 25 persen untuk menunjang pembelajaran daring,” demikian dikutip dari laporan survei Ipsos pada Sabtu, 14 Agustus 2021.

Menurut Denni, survei Ipsos menunjukkan bahwa misi program Kartu Prakerja benar-benar dirasakan masyarakat, terutama di masa pandemi.

“Program Kartu Prakerja adalah sebuah inovasi, yang meskipun awalnya dicurigai, tapi kemudian outcomenya menyentuh masyarakat secara langsung. Bahwa ada yang mengharapkan insentif uangnya saja, itu tidak salah juga, pada situasi sulit ini,” papar doktor ekonomi lulusan University of Colorado at Boulder, Amerika Serikat ini.

Sepanjang tahun 2020 terdapat 66 juta pendaftar Program Kartu Prakerja dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 5,5 juta ditetapkan sebagai penerima yang tersebar dalam batch pertama hingga batch kesebelas. Di tahun yang sama, sebanyak Rp 13,36 triliun insentif sudah disalurkan.

“Pada semester 1 tahun 2021, terdapat 2,7 juta penerima kartu prakerja yang tersebar dari gelombang ke-12 hingga ke-17 dan sebanyak 98 persen penerima sudah menyelesaikan pelatihan serta sebanyak Rp 6,53 triliun insentif sudah disalurkan,” ungkap Denni.

Sementara itu, Merry Riana menggarisbawahi, meskipun kondisi ekonomi sekarang sedang sulit, tidak ada salahnya untuk tetap memiliki mimpi setinggi mungkin.

Pengusaha berjuluk ‘Wanita Sejuta Dollar’ ini pun mengenang masa-masa perjuangannya di Singapura, saat terpaksa menempuh pendidikan di luar negeri di tengah kerusuhan dan keadaan politik tanah air yang kurang menguntungkan.

“Dalam situasi seperti itu, saya bisa sukses karena saya punya mimpi. Berani bermimpi besar, meski bertahan hidup hanya dengan 10 dolar setiap minggu. Saat teman yang lain makan enak di kantin, saya hanya makan selembar roti sambil sembunyi-sembunyi di toilet,” kisahnya.

Merry mengingatkan, apa yang terjadi saat ini bukanlah krisis pertama yang dialami bangsa Indonesia. “Selain itu, setiap orang pasti punya krisis dalam diri kita. Semua orang pernah dihadapkan pada kesulitan dan pernah merasakan kekecewaan,” ungkapnya.

Namun, alih-alih mengasihani diri sendiri dan terus menerus merasa bahwa hidup ini tidak adil, Merry mengajak menanamkan sikap bahwa keberhasilan dan kegagalan hidup kita adalah tanggungjawab diri kita masing-masing.

“Di sinilah pentingnya punya mimpi. Dengan mimpi, kita tidak akan terjebak dalam keadaan dan berani melihat masa depan,” tegasnya.

Saat di Singapura, Merry berjanji bahwa sebelum merayakan ulang tahun ke-30 ia harus memiliki kebebasan finansial dan dapat membahagiakan orangtuanya. Ia ingin kembali ke Indonesia sebagai orang sukes.

“Mimpi-mimpi itu memberi saya harapan dan membuat saya punya kekuatan untuk melangkah menghadapi hidup,” paparnya.

Merry menjelaskan bahwa banyak dari masyarakat memiliki pola pikir keliru terkait dengan sebuah kesuksesan sehingga muncul pandangan bahwa musuh terbesar kesukesan adalah kegagalan. “Musuh terbesar kesuksesan bukanlah kegagalan, tetapi ketakutan yang membuat kita tidak dapat melangkah maju dan mencoba hal baru,” ungkap Merry.

Di balik keberhasilannya, Merry berbagi dua rahasia kehidupan. Pertama, kita harus punya kerendahan hati untuk berposes. Kedua, keep doing and keep learning, tetap lakukan pekerjaan kita dan terus berusaha dari situ.

“Kalau sebelum pandemi, Anda punya kerjaan enak, dalam posisi tinggi, lalu saat ini turun sedikit, it’s ok. Nikmati saja, meski saat ini mungkin pendapatan hanya setengah dengan pekerjaan dua kali lipat dari sebelumnya,” kata Merry.

Di akhir pesannya, Merry menegaskan bahwa pada situasi seperti saat ini, penting untuk memiliki dua kepercayaan, yakni ‘Percaya Diri’ dan ‘Percaya Dia’.

“Percaya bahwa kita semua punya kesempatan untuk berhasil. Jangan banyak alasan untuk melangkah. Selain ‘Percaya Diri’, juga penting ‘Percaya Dia’. Ingatlah, bahwa kita masih punya lantai untuk bersujud dan berdoa. Tugas kita hanya bergerak, percaya nanti Tuhan akan buka jalan,” tegas Merry.

Inspirasi lain juga disampaikan Salman Subakat yang menekankan bahwa untuk menjadi besar kita harus berkolaborasi, perbanyak komunikasi, serta memiliki pikiran terbuka.

“Zaman sekarang kita sudah tak bisa bikin usaha sendiri. Dengan saling melengkapi berdasar semangat silaturahmi dan gotong royong, saling melengkapi bakat dan keterampilan, mimpinya akan jadi besar. Jangan lupa jaga reputasi,” katanya.


Salman mengungkapkan bahwa usahanya dalam membangun Paragon Technology and Innovation tidak selalu berjalan mulus. Ada kalanya upaya membangun bisnisnya tersebut terkendala oleh berbagai rintangan. Kebakaran dan krisis moneter pada pertengahan tahun 90-an, pernah mewarnai jatuh-bangunnya Salman dalam berbisnis. Namun, hal terpenting yang dapat dipelajari adalah akan ada orang yang mau membantu apabila kita dapat memilihara kepercayaan dan hubungan baik.

Melatih Logika Berbicara

Melatih Logika Berbicara


Bagi saya berbicara atau pun menulis adalah  hal yang susah saya lakukan. Padahal dalam benak saya banyak hal yang ingin disampiakan namun entah kenapa untuk menuliskan sesuatu yang ada dalan pikiran kita begitu susah, begitu juga dengan berbicara. 

Saya juga adalah orang yang malas membaca buku, namun karena saya tau membaca adalah jendela dunia maka saya memutuskan untuk mencoba membaca buku-buku atau tulisan yang membuat saya penasaran.

Pada ahirnya saya menemukan beberapa tips untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang saya hadapi saat ini.

Dalam buku yang berjudul "Berbicara Ada Seninya" menjelaskan 5 cara untuk dapat berbicara dengan baik. 

1. Berikan alasan yang tepat untuk setiap argumen kita.

Mengawali argumen di setiap pembicaraan, mungkin menjadi hal yang tidak pernah kita lakukan.  Apalagi saat berbicara di tongkrongan.  Kita senantiasa tidak pernah menggunakan landasan argumen.

Argumen sendiri  bisa dilatih dengan memperbanyak ilmu pengetahuan, mulai dari membaca, mendengarkan atau pun menulis. Dengan  begitu kemampuan berbicara kita juga ikut meningkat. 

Memberikan definisi dan sumber informasi yang tepercaya akan membuat lawan bicara kita akan tertarik dengan apa yang kita sampaikan, ketimbang kita berbicara ngawur. 

2. Berbicaralah dengan terstuktur/ tertata/ runut.

Melakukan sesuatu dengan tertata/runut atau pun terstruktur menjadi hal yang harus kita lakukan dalam hal apapun. 

Dengan begitu apa yang kita lakukan akan mendapatkan hasil yang memuaskan.

Misalnya kita belajar membaca,  kita tentu mengawalinya dengan belajar mengucapkan  huruf, lalu mengeja, lalu membaca,  memahami isi bacaan,  sampai pada titik di mana kita mampu menyampaikan sesuatu dari yang kita baca. 

Begitu juga dengan berbicara, kita mengawalinya mungkin dengan argumen yang baik entah itu dengan bercerita, memberikan informasi perbandingan,  kemudian dilanjutkan ke inti permasalahan, sampai pada titik kesimpulan.

3. Gunakan kata-kata sederhana.

Dalam berbicara kita harus tau siapa lawan bicara kita. Lalu sesuaikan bahasa kita dengan mereka,  gunakan kata-kata gang mudah dipahami.  Apabila lawan bicara kita akademisi maka gunakanlah kata-kata formal.  Apabila lawan bicara kita ibu-ibu rumah tangga gunakanlah kata-kata yang santun dan bahasa rumahan agar dapat menghormati mereka.

Apabila lawan bicara kita anak-anak guanakanlah kata-kata yang dipahami oleh anak-anak.  Karena sejatinya anak-anak masih belum memilki banhak kosa kata yang mereka pahami. 

4. Konsisten.

Konsisten dalam hal apapun juga sangat diperlukan, untuk mendapatkan hasil yang sempurna.

Begitu juga dalam berbicara, kita harus konsisten dalam berargumen, agar lawan bicara kita yakin dengan apa yang kita sampaikan.

5. Tetap tenang.

Sikap tenag juga dibutuhkan dalam hal apapun,  begitu juga dalam berbicara.  Berbicara yang tenang akan membuat lawan bicara kita dapat memhami setiao kalimat yang kita sampaikan. Ketimbang kita berbicara dengan cepat. 

6. Jujurlah dengan keadaan.

Sikap jujur adalah hal utama dari segala sesuatu.  Begitu juga dalam berbicara, saat kita mendapatkan suatu pertanyaan mengenai sesuatu lantas kita tidak tau,  jawablah dengan jujur ketidak tauan kita. 

Monday, August 16, 2021

Apakah Foto Sexy di Media Sosial Termasuk Ke Dalam Pornografi

Apakah Foto Sexy di Media Sosial Termasuk Ke Dalam Pornografi


Por·no·gra·fi n 1 penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu berahi; 2 bahan bacaan yang dengan sengaja dan semata-mata dirancang untuk membangkitkan nafsu berahi dalam seks.

Apabila meklihat definisi yang merujuk pada KBBI foto sexy yang banyak dilakukan kaum hawa bukanlah pornografi, namun apabila foto sexy tersebut dirancang untuk meningkatkan hawa nafsu para adam maka tergolong ke dalam pornografi.

Merujuk pada Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi (“UU 44/2008”), yang disebut dengan pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.

Pada dasarnya yang dilarang oleh UU 44/2008 adalah memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan pornografi yang secara eksplisit memuat:

  • persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang (persenggamaan atau aktivitas seksual lainnya dengan mayat, binatang, oral seks, anal seks, lesbian, dan homoseksual);
  • kekerasan seksual;
  • masturbasi atau onani;
  • ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan;
  • alat kelamin; atau
  • pornografi anak.

Dalam KBBI ketekanjangan diartikan sebagai tidak berpakaian. Sedangkan Yang dimaksud dengan "mengesankan ketelanjangan" adalah suatu kondisi seseorang yang menggunakan penutup tubuh, tetapi masih menampakkan alat kelamin secara eksplisit.

Apabila foto sexy tersebut menunjukan alat kelamin secara eksplisit maka dapat dikatakan sebagai pornografi.

Apabila foto tersebut hanya menggunakan bikini atau menunjukkan payu dara,  maka tidak termasuk ke dalam pornografi. Sebab payu dara tidak termasuk kedalam alat kelamin. 

Hal tersebut berlaku bagi kaum ada yang yang menunjukan alat kelamin dalam bentuk foto, gambar, ilustrasi.

What are some things you can do today to love yourself more?

What are some things you can do today to love yourself more?



1. be kind to yourself.

Acceptance. Most people who are striving to improve don’t want to accept themselves as they are. They want to be “better” which means they can’t accept who they are now. But you can’t hate your way to “self-love.” You are human with flaws so get over it and embrace it.

Forgiveness. We see others' flaws and humanity so much more easily than our own. Forgive yourself for not being perfect! For the mistakes you’ve made. Stop re-living them. Avoid being the judge and retrying the case over and over. Free yourself.

Patience. Most of us put so much pressure on ourselves to get everything done now. This leads to guilt and then more stress and often even more procrastination. Give yourself the gift of growth, no matter how long something may take you to learn and master.

2. help someone else.

Mark Twain said, “The best way to cheer yourself up is to try to cheer somebody else up.”

So, if you want to love yourself more, help someone else.

  • Be of service somehow, somewhere or for someone.
  • Join a service group or organization.
  • Open a door for someone or pick up some trash; do a small good deed no matter who sees it.
  • Call a friend or family member who needs cheering up.
  • Or, simply smile at someone and give a compliment.
  • Focusing on someone else or doing something helpful in the world around you, makes you feel good. And that in turn, will help you love yourself more.

Work on these two areas a little bit each day and your life will change for the better.

Monday, March 22, 2021

Anak Bisa Menjadi Cobaan !

Anak Bisa Menjadi Cobaan !

 



Seperti sudah dibahas sebelumnya, anak membutuhkan perlakuan yang tepat, agar keberadaannya benar-benar menjadi kegembiraan bagi orang tuanya. Karena jika anak diperlakukan dengan cara yang salah, ia justru akan berbalik menjadi musuh yang terus menerus menyusahkan orang tuanya kelak.

Beberapa faktor yang menyebabkan orang tua keliru dalam mendidik anaknya antara lain, karena tidak memiliki bekal iman yang kuat, bekal ilmu yang sedikit, pengalaman yang minim, serta lingkungan yang kurang baik.

Dalam Surah At-Taghabun ayat 14-18

Hai orang-orang yang beriman ! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka hati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu). dan di sisi Allah lah pahala yang besar. Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarkanlah serta taatlah; dan infakkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipatgandakan (pembalasannya) ke padamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun. yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taghabun [64]: 14-18)

Banyak contoh bagaimana seorang anak yang tidak lagi menjadi rahmat bagi kedua orang tuanya. Bahkan mudah juga kita temukan seorang anak yang berbuat durhaka ke pada kedua orang tuanya. Ia membentak orang tuanya, bersikap pelit, menelantarkan, menyakiti bahkan membunuh orang tuanya.

Jangankan membahagiakan orang tuanya, anak-anak seperti itu justru menambah penderitaan orang tuanya, bahkan hingga yaumul akhir nanti. Sebab setiap orang tua akan diminta pertanggung jawaban di hadapan Allah perihal anak mereka. Apakah anak-anak yang Allah titipkan pada mereka sudah mereka jaga dan mereka didik dengan benar atau tidak.

Anak yang menjadi musuh bagi orang tuanya sungguh merupakan ujian berat bagi orang tuanya. Saat anak tidak mencurahkan kasih sayang pada orang tuanya sebagaimana mestinya maka sebenarnya orang tua itu telah menjadi orang tua yang gagal.

Tapi tidak perlu sedih dan khawatir, kegagalan itu tidaklah permanen. Selalu ada jalan untuk memperbaikinya dan perbaikan itu harus segera dilakukan sebelum semua terlambat.

 

Monday, March 15, 2021

Obesitas Sebagai Ancaman Umat manusia dalam sudut pandang Human Security

Obesitas Sebagai Ancaman Umat manusia dalam sudut pandang Human Security

 


Pagi ini saya membaca tulisan dari guru saya Mas Dias, beliau menuliskan tentang ancaman Globalisasi dan Human Security. Dalam tulisan tersebut sedikit menyinggung tentang permasalahan obesitas sebagai ancaman, awalnya saya merasa aneh dan coba kembali berpikir hingga akhirnya mencari beberapa literatur mengenai obesitas sebagai ancaman kehidupan manusia. Ternyata sudah banyak yang membahas hal ini, mulai dari segi politik hingga segi kesehatan manusia itu sendiri.

Sebelum jauh membahas mengani permasanlah obesitas menjadi sebuah ancaman. Saya akan mencoba menjelaskan mengenai obesitas itu sendiri. Obesitas merupakan kelebihan asupan gizi dalam tubuh, hal ini disebabkan oleh tidak seimbangnya asupan energi serta gizi yang masuk dan yang keluar, sehingga energi yang berbentuk gula di dalam tubuh meningkat yang akhirnya menjadi lemak. Di zaman dulu mungkin sering kali kita menemui permasalahan mengenai kekurangan gizi, busung lapar, hal itu disebabkan oleh tidak mampunya masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup karena akses dan harga yang tidak terjangkau. Namun saat ini, kita sangat jarang menemui masyarakat yang terkena busung lapar, malah sebaliknya, masyarakat saat ini kelebihan gizi dan energi.

Lalu bagaimana dengan ancaman ketika banyak masyarakat terkena obesitas?. Dalam beberapa jurnal kesehatan yang saya baca, bahwa obesitas dapat menimbulkan banyak penyakit salah satunya Diabetes Melitus (DM). Menurut WHO (2016) Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh gangguan metabolic akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif seperti kekurangan dalam peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah sehingga merusak sistem tubuh, khususnya pembuluh darah dan saraf.

Bahkan dalam beberapa kasus peningkatan konsentrasi glukosa dapat menyebabkan kebutaan secara permanen. Bayangkan saja apabila hal ini terjadi kepada generasi muda yang produktif di Indonesia! apa yang akan terjadi? Salah satunya kemungkinan buruknya, mereka yang terkena penyakit Diabetes Mellitus akan menjadi beban kesehatan negara kita. Padahal Indonesia sendiri masih kekurangan tenaga kerja kesehatan, apabila hal ini terjadi maka negara kita memiliki PR yang sangat besar, yaitu : 1) meningkatkan jumlah tenaga kesehatan dalam menangani masyarakat yang menderita Diabetes Mellitus. 2) Menyediakan rumah sakit yang banyak.

Hal ini baru membahas satu penyakit yang disebabkan oleh Obesitas, belum penyakit seperti jantung,  gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan mebusuk/gangrene, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke, dan sebagainya (Perwita, 2019).

Sekali lagi bayangkan apabila ini terjadi berbarengan karena jumlah obesitas di Indonesia dan dunia tiap tahunya meningkat. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor salah satunya mobilitas yang semakin dipermudah, adanya layanan gojek, gosend, makanan cepat saji. Hal itu tentu menghemat waktu dan menghemat energi, namun sayangnya banyak yang tidak menyadari makanan yang dikonsumsi jauh lebih tinggi kalorinya ketimbang energi yang dibutuhkan dalam satu hari.

Menurut Internasional Diabetes Federation ([IDF] 2014) terdapat prevalensi DM di dunia 3,8%, Indonesia 5,8%. Pada tahun 2030 diprediksi lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit tidak menular termasuk DM.

World Health Organization (WHO), memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang DM yang menjadi salah satu ancaman kesehatan global. Jumlah penderita DM kian meroket tiap tahunnya, baik di Indonesia maupun dunia. Tercatat di data WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta di tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 (PERKENI, 2015).

Senada dengan WHO, International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2015, memprediksi untuk usia 20-79 tahun jumlah penderita diabetes di Indonesia dari10 juta pada tahun 2015 menjadi 16,2 juta pada tahun 2040. Dengan angka tersebut Indonesia menempati urutan ke-6 di dunia pada tahun 2040, atau naik satu peringkat dibanding data IDF pada tahun 2015 yang menempati peringkat ke-7 di dunia (IDF,2015).

Sebelum membahas mengenai sudut pandang Human Security alangkah baiknya membaca penjelasan Globalisasi dan Human Security yang ditulis oleh guru saya Dias Pabyantara. (Tinggal klik saja).

Lalu apa yang dapat kita lihat dari sisi Human Security? Mungkin sebagian orang akan resah dan gelisah ketika mereka mengetahui bahwasanya tubuh mereka obesitas, namun tidak dipungkiri waktu mereka tidak sempat untuk melakukan olahraga, pekerjaan mereka yang duduk dan sedikit gerak sehingga energi sedikit keluar namun jumlah makan pagi dan siangnya melebihi energi yang dibutuhkan.

Ingin ikut ngegym mahal dan tidak ada waktu. Mau olahraga di luar rumah, banyak polusi dan udara perkotaan yang tidak sehat. Mau bergerak sudah keberatan badan dan cepat capek. Hingga akhirnya mengonsumsi obat diet yang malah membahayakan kesehatan tubuh. Sebab setiap manusia berbeda dan perlu konsultasi ke dokter untuk  menggunakan obat-obatan.

Satu kasus contoh yang menarik !

Apabila kita sebagai kepala rumah tangga, punya anak tanggungan banyak. Tiba-tiba meninggal karena obesitas, maka yang akan menderita adalah keluarga. Terkhususnya istri dan anak karena terbiasa mendapatkan asupan keuangan dari kita. Tidak jarang banyak orang memilih untuk berhenti sekolah, istrinya jual *** atau menjadi istri ke dua untuk keperluan keluarga. Padahal pekerjaan tersebut dapat menimbulkan penyakit yang HIV/AID yang hingga kini masih menjadi PR negara. Menjadi Istri ke 2 pun dampaknya ke psikologis anak yang kebanyakan anak-anak menderita akibat ibunya menikah lagi. Namun ini hanya sekedar contoh yang ada dalam pikiran saya saja.

Sekian, Tulisan Ini dibuat semoga ada yang menyanggah dan menambahi. Sudah malam lanjut besok. Selalu olahraga, sesuaikan kebutuhan kalori/hari jangan berlebihan atau kekurangan. Keberhasilan melawan Diabetes ini dimulai dari kita. Jangan turunkan penyakit jantung ke anak, cucu kita.

 

Refrensi :

Pabyantara, Dias. 2021. Globalisasi dan Human Security diases dari diaspsm.my.i http://www.diaspsm.my.id/2021/03/globalisasi-dan-human-security.html pada tanggal 14 Maret 2021

Hidayat, Nuri dkk. 2021. Hubungan Obesitas Dan Pola Makan Dengan Diabetes Melitus Komplikasi Pada Pasien Rawat Jalandi Wilayahkerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Jurnal Jurmakemas, Volum 1, Nomor 1, Januari 2021.

Perkeni. 2015. Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia. Jakarta: PERKENI.

IDF. 2015. IDF Diabetes Atlas. International Diabetes Federation. Jurnal International Diabetes Federation 2015

Perwita, M. S. Risma A P, Kurnia N A. 2019. Gambaran Penyakit Komplikasi Pada Pasien Diabetes Melitus di RSUD Kasdinah Kota Tegal. Jurnal Ilmu Farmasi. Vol. 8, No. 2.

World Health Organitation. Global Report on Diabetes. 2016.

World Health Organization. 2017. Diabetes Fact Sheet.

 

Featured

[Featured][recentbylabel2]

Featured

[Informasi%20Lingkungan][recentbylabel2]
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done