Seribu Ilmu: Human Security
News Update
Loading...
Showing posts with label Human Security. Show all posts
Showing posts with label Human Security. Show all posts

Monday, March 15, 2021

Obesitas Sebagai Ancaman Umat manusia dalam sudut pandang Human Security

Obesitas Sebagai Ancaman Umat manusia dalam sudut pandang Human Security

 


Pagi ini saya membaca tulisan dari guru saya Mas Dias, beliau menuliskan tentang ancaman Globalisasi dan Human Security. Dalam tulisan tersebut sedikit menyinggung tentang permasalahan obesitas sebagai ancaman, awalnya saya merasa aneh dan coba kembali berpikir hingga akhirnya mencari beberapa literatur mengenai obesitas sebagai ancaman kehidupan manusia. Ternyata sudah banyak yang membahas hal ini, mulai dari segi politik hingga segi kesehatan manusia itu sendiri.

Sebelum jauh membahas mengani permasanlah obesitas menjadi sebuah ancaman. Saya akan mencoba menjelaskan mengenai obesitas itu sendiri. Obesitas merupakan kelebihan asupan gizi dalam tubuh, hal ini disebabkan oleh tidak seimbangnya asupan energi serta gizi yang masuk dan yang keluar, sehingga energi yang berbentuk gula di dalam tubuh meningkat yang akhirnya menjadi lemak. Di zaman dulu mungkin sering kali kita menemui permasalahan mengenai kekurangan gizi, busung lapar, hal itu disebabkan oleh tidak mampunya masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup karena akses dan harga yang tidak terjangkau. Namun saat ini, kita sangat jarang menemui masyarakat yang terkena busung lapar, malah sebaliknya, masyarakat saat ini kelebihan gizi dan energi.

Lalu bagaimana dengan ancaman ketika banyak masyarakat terkena obesitas?. Dalam beberapa jurnal kesehatan yang saya baca, bahwa obesitas dapat menimbulkan banyak penyakit salah satunya Diabetes Melitus (DM). Menurut WHO (2016) Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh gangguan metabolic akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif seperti kekurangan dalam peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah sehingga merusak sistem tubuh, khususnya pembuluh darah dan saraf.

Bahkan dalam beberapa kasus peningkatan konsentrasi glukosa dapat menyebabkan kebutaan secara permanen. Bayangkan saja apabila hal ini terjadi kepada generasi muda yang produktif di Indonesia! apa yang akan terjadi? Salah satunya kemungkinan buruknya, mereka yang terkena penyakit Diabetes Mellitus akan menjadi beban kesehatan negara kita. Padahal Indonesia sendiri masih kekurangan tenaga kerja kesehatan, apabila hal ini terjadi maka negara kita memiliki PR yang sangat besar, yaitu : 1) meningkatkan jumlah tenaga kesehatan dalam menangani masyarakat yang menderita Diabetes Mellitus. 2) Menyediakan rumah sakit yang banyak.

Hal ini baru membahas satu penyakit yang disebabkan oleh Obesitas, belum penyakit seperti jantung,  gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan mebusuk/gangrene, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke, dan sebagainya (Perwita, 2019).

Sekali lagi bayangkan apabila ini terjadi berbarengan karena jumlah obesitas di Indonesia dan dunia tiap tahunya meningkat. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor salah satunya mobilitas yang semakin dipermudah, adanya layanan gojek, gosend, makanan cepat saji. Hal itu tentu menghemat waktu dan menghemat energi, namun sayangnya banyak yang tidak menyadari makanan yang dikonsumsi jauh lebih tinggi kalorinya ketimbang energi yang dibutuhkan dalam satu hari.

Menurut Internasional Diabetes Federation ([IDF] 2014) terdapat prevalensi DM di dunia 3,8%, Indonesia 5,8%. Pada tahun 2030 diprediksi lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit tidak menular termasuk DM.

World Health Organization (WHO), memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang DM yang menjadi salah satu ancaman kesehatan global. Jumlah penderita DM kian meroket tiap tahunnya, baik di Indonesia maupun dunia. Tercatat di data WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta di tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 (PERKENI, 2015).

Senada dengan WHO, International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2015, memprediksi untuk usia 20-79 tahun jumlah penderita diabetes di Indonesia dari10 juta pada tahun 2015 menjadi 16,2 juta pada tahun 2040. Dengan angka tersebut Indonesia menempati urutan ke-6 di dunia pada tahun 2040, atau naik satu peringkat dibanding data IDF pada tahun 2015 yang menempati peringkat ke-7 di dunia (IDF,2015).

Sebelum membahas mengenai sudut pandang Human Security alangkah baiknya membaca penjelasan Globalisasi dan Human Security yang ditulis oleh guru saya Dias Pabyantara. (Tinggal klik saja).

Lalu apa yang dapat kita lihat dari sisi Human Security? Mungkin sebagian orang akan resah dan gelisah ketika mereka mengetahui bahwasanya tubuh mereka obesitas, namun tidak dipungkiri waktu mereka tidak sempat untuk melakukan olahraga, pekerjaan mereka yang duduk dan sedikit gerak sehingga energi sedikit keluar namun jumlah makan pagi dan siangnya melebihi energi yang dibutuhkan.

Ingin ikut ngegym mahal dan tidak ada waktu. Mau olahraga di luar rumah, banyak polusi dan udara perkotaan yang tidak sehat. Mau bergerak sudah keberatan badan dan cepat capek. Hingga akhirnya mengonsumsi obat diet yang malah membahayakan kesehatan tubuh. Sebab setiap manusia berbeda dan perlu konsultasi ke dokter untuk  menggunakan obat-obatan.

Satu kasus contoh yang menarik !

Apabila kita sebagai kepala rumah tangga, punya anak tanggungan banyak. Tiba-tiba meninggal karena obesitas, maka yang akan menderita adalah keluarga. Terkhususnya istri dan anak karena terbiasa mendapatkan asupan keuangan dari kita. Tidak jarang banyak orang memilih untuk berhenti sekolah, istrinya jual *** atau menjadi istri ke dua untuk keperluan keluarga. Padahal pekerjaan tersebut dapat menimbulkan penyakit yang HIV/AID yang hingga kini masih menjadi PR negara. Menjadi Istri ke 2 pun dampaknya ke psikologis anak yang kebanyakan anak-anak menderita akibat ibunya menikah lagi. Namun ini hanya sekedar contoh yang ada dalam pikiran saya saja.

Sekian, Tulisan Ini dibuat semoga ada yang menyanggah dan menambahi. Sudah malam lanjut besok. Selalu olahraga, sesuaikan kebutuhan kalori/hari jangan berlebihan atau kekurangan. Keberhasilan melawan Diabetes ini dimulai dari kita. Jangan turunkan penyakit jantung ke anak, cucu kita.

 

Refrensi :

Pabyantara, Dias. 2021. Globalisasi dan Human Security diases dari diaspsm.my.i http://www.diaspsm.my.id/2021/03/globalisasi-dan-human-security.html pada tanggal 14 Maret 2021

Hidayat, Nuri dkk. 2021. Hubungan Obesitas Dan Pola Makan Dengan Diabetes Melitus Komplikasi Pada Pasien Rawat Jalandi Wilayahkerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Jurnal Jurmakemas, Volum 1, Nomor 1, Januari 2021.

Perkeni. 2015. Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia. Jakarta: PERKENI.

IDF. 2015. IDF Diabetes Atlas. International Diabetes Federation. Jurnal International Diabetes Federation 2015

Perwita, M. S. Risma A P, Kurnia N A. 2019. Gambaran Penyakit Komplikasi Pada Pasien Diabetes Melitus di RSUD Kasdinah Kota Tegal. Jurnal Ilmu Farmasi. Vol. 8, No. 2.

World Health Organitation. Global Report on Diabetes. 2016.

World Health Organization. 2017. Diabetes Fact Sheet.

 

Featured

[Featured][recentbylabel2]

Featured

[Informasi%20Lingkungan][recentbylabel2]
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done